Mengenal kegiatan touring, safety riding, dan kekompakan dalam berkendara
|
touring |
Menurut defenisi saya sendiri touring dapat diartikan sebagai satu bentuk kegiatan klub atau perorangan yang dalam melakukan perjalanan dengan mengendarai sepeda motor ke tempat tujuan tertentu atau berkunjung ke tempat yang biasa menjadi base came para penikmat jalanan atau pengendara sepeda motor untuk menyalurkan kegemaran berkendara sepeda motornya dan untuk menikmati inndahnya kebersamaan bagi para pengendara sepeda motor lainya.
Mengenal kegiatan touring
Ingat touring, ingat hobi lama yang sudah jarang saya lakukan saat ini, ya sekitar 3 tahun yang lewat saya masih menggeluti hobi ini dengan rutin, walaupun saya sendiri hingga saat ini belum pernah memiliki atau tergabung dalam satu komunitas atau klub motor yang biasanya rutin mengadakan kegiatan touring tersebut. Touring yang saya lakukan disini bisa kita golongkan kepada touring solo, atau touring seorang diri. Waktu itu, persisnya waktu saya masih kuliah, minimal saya melakukan touring dua kali dalam satu bulan. Rute yang saya tempuhpun bervariasi, mulai dari antar kota kabupaten sampai antar provinsi. Tapi biasanya touring seperti ini hanya memakan waktu satu hari untuk sampai ke tempat tujuan dan kembali lagi kerumah.
Kembali ke judul postingan ini sob, yaitu bahasa-bahasa isyarat dalam touring. Dalam sebuah komunitas motor ada berbagai macam aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap anggotanya. Ada aturan yang sudah bersifat umum dilaksanakan, dan ada juga aturan khusus yang hanya dimiliki oleh komunitas-klub tertentu. Termasuk dengan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, tak terkecuali touring. Touring juga punya aturan dan bahasa isyarat tersendiri sob.
Bahasa isyarat dalam touring ini sepertinya wajib dipelajari dan diketahui oleh setiap anggota dari komunitas atau klub motor, untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan dari proses touring itu sendiri, tapi saya rasa tak ada salahnya juga kita yang bukan anak motor mengetahui dan mempelajari bahasa isyarat dalam touring ini,hitung-hitung buat pengetahuan. Untuk lebih rincinya bisa kita lanjutkan melalui ilustrasi gambar–gambar di bawah.
Gambar-gambar ini hanya sekedar contoh yang sekiranya harus dilakoni oleh ‘Petugas VJ Touring’ karena ia akan memimpin barisan grup, sudah tentu posisinya harus berada di barisan paling depan. Kemudian bahasa isyarat yang diberikan oleh VJ harus di ikuti oleh peserta secara berurutan mulai dari peserta nomor dua dan terus kebelakang.
Mengenal instruksi touring
‘VJ Touring’, berada diposisi paling depan, memberikan bahasa isyarat touring yang kemudian diteruskan secara berurutan sampai pada peserta di belakang. Hal ini harus dilakukan karena penerapan “Safety Riding”, yaitu keselamatan berkendara dapat berjalan dengan baik dan lancar.
“Bahasa isyarat touring” atau “hand signals group riding” yang dipergunakan di Indonesia pada umumnya adalah sama dengan yang dipakai oleh berbagai komunitas maupun klub motor di Indonesia ketika mereka melakukan touring .
Namun pada prakteknya contoh gambar-gambar yang saya kutip dari website teman ini, untuk beberapa isyarat mempunya arti dan makna yang berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan gaya dan riding style dari setiap komunitas, klub motor, jenis motor yang dipakai. maupun sikap dari pengendara itu sendiri.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘hidupkan mesin’ dengan tangan kanan keatas sambil memainkan jari telunjuk tangan kanan. Posisi masih berhenti dan kode start harus didahului oleh klakson dari petugas SW yang ada paling belakang. Usai klakson SW tadi, VJ memberikan acungan jempol tangan kanan/kiri agar dilihat oleh semua peserta, artinya ‘ready to go.’
Petugas VJ memberikan isyarat ‘belok kiri’ dengan cara mengayunkan tangan kiri sampai batas pundak sebelum ia belok ke kiri.
Petugas VJ memberikan isyarat belok kanan dengan cara mengangkat tangan kiri sampai keatas helm, dengan telapak tangan kiri tebuka mengarah kekanan. Gerakan diulangi beberapa kali menunjuk kekanan.
Petugas VJ memberikan isyarat ada ‘bahaya di sisi kiri’ dengan mengangkat tangan kiri, serta menurunkan tangan kirinya ke bawah sambil membuka jari telunjuknya. Menunjuk sesuatu kebawah kiri seperti ada lubang atau jalan rusak. Cara ini jauh lebih baik dari pada dengan mengangkat kaki.
5. BAHAYA DI SISI KANAN
Kalau pengendara bisa melepas gas dengan situasi aman, maka isyarat memberikan ‘bahaya di sebelah kanan’ bisa saja dilakukan dengan mengangkat tangan kanan dan menunjuk ke arah kanan.
Petugas VJ jika terpaksa memberikan isyarat ‘bahaya disisi kanan’ dengan cara mengangkat kaki kanan secukupnya. Isyarat ini bukan aksi mau menendang, tetapi hanya sekedar memberitahukan adanya bahaya dikanan karena tangan kanan pengendara harus tetap pegang handle gas
7. BAHAYA DI SISI KIRI
Sama dengan kondisi diatas, Petugas VJ bisa juga memberikan isyarat ada‘bahaya disisi kiri’ sambil mengangkat kaki kiri secukupnya. Sekali lagi isyarat-isyarat menggunakan kaki bukan bermaksud menendang, tetapi hanya memberitahukan ada bahaya di kiri sementara tangan kiri pengendara harus pegang kopling.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘tambah kecepatan’ dengan cara mengangkat tangan kiri sambil menunjukkan jari telunjuk kirinya. Isyarat ini bisa juga di lakukan dengan membuka telapak tangan kiri kemudian digerakkan kedepan berulang-ulang. Gerakan tangan yang lain, yaitu tangan kiri diangkat ke atas kemudian didorong kedepan. Pesannya mengatakan ‘ayo maju lagi, yuk kita lebih cepat lagi’. Isyarat ini harus melihat kondisi jalan, apakah aman serta memungkinkan kecepatan bisa ditambah.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘kurangi kecepatan’ dengan cara melepas lengan tangan kiri dari handle kopling dengan secukupnya kemudian telapak tangan terbuka dimainkan atau diayunkan dengan perlahan. Bisa juga lengan tangan kiri secara besar diayun-ayunkan agar terlihat oleh semua peserta. Biasanya isyarat ini dilakukan ketika melewati tikungan-tikungan di pegunungan atau di jalan lurus dimana VJ minta kecepatan dikurangi secara perlahan, atau juga VJ minta extra perhatian grup untuk selalu “hati-hati”.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘rapatkan barisan’ dengan mengangat tangkat kirinya keatas, mengepalkan telapak tangan kiri kemudian diayunkan beberapa kali. Isyarat ini bisa juga ketika kecepatan mendadak diminta VJ agar segera pelan dan kemudian akan berhenti karena “red traffic light” atau bahaya lainnya.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat barisan jadi satu’ dengan cara mengangkat tangan kirinya tinggi dan menempatkan telapak tangan kirinya diatas helm terbuka menghadap ke kanan, kemudian telapak tangan tadi diayungkan seperlunya. Isyarat satu baris ini juga bisa dengan mengangkat tangan kiri kemudian memberikan telunjuk satu kiri.
Petugas VJ memberikan isyarat ‘buat dua baris’ dengan cara mengangkat tangan kirinya sembari memberikan dua jari sebagai tanda angka 2. Isyarat ini meminta formasi barisan grup menjadi dua dengan syarat kecepatan rendah, kondisi jalan sepi dan formasi memang layak untuk berbaris dua. Jika kondisi dua baris sudah tidak mungkin lagi, maka secepatnya VJ memberikan isyarat satu baris (no. 11).
Petugas VJ memberikan isyarat 'berhenti/stop' dengan cara melepaskan tangan kirinya dari handle kopling kemudian telapak kirinya dibuka ke belakang sambil dimainkan atau digoyang-goyang menandakan harap segera berhenti. Isyarat ini jarang dipergunakan karena isyarat no. 10 rapatkan barisan dipakai sekaligus untuk berhenti. Bisa Juga Petugas VJ Mengepal tangan ke atas untuk tanda berbenti.
Itulah macam-macam
bahasa isyarat dalam touring kenderaan bermotor roda dua yang berhasil saya dapatkan dari berbagai sumber sob, semoga postingan dan informasi diatas bisa menambah pengetahuan kita semua tentang apa itu
bahasa isyarat dalam touring.
Kalau ada pertanyaan yang berhubungan dengan postingan ini, silahkan saja isi kotak komentar yang tersedia dibawah.
Salam Blogger
sumber : menyusul gan